Pacaran adalah
zina
Add caption |
Pacaran tidaklah lepas dari zina mata, zina tangan, zina
kaki dan zina hati. Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ
آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ
زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ
زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ
يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap
anak Adam telah ditakdirkan mendapat bagian untuk berzina dan ini suatu yang
pasti terjadi, tidak bisa dielakkan. Zina kedua mata adalah dengan melihat.
Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina
tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah.
Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang
nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR.
Muslim no. 6925)
Semua
anggota badan berpotensi untuk melakukan semua bentuk zina di atas.
Mengantarkan kemaluan untuk melakukan zina yang sesungguhnya. Karena itulah,
Allah melarang mendekati perbuatan ini dengan menjauhi semua sebab yang akan
mengantarkannya. Allah berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ
كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Janganlah
kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk.” (QS.
Al-Isra: 32)